Salahsatu hobi Hani: Eksperimen Sains |
Sejak
kecil, Hani anak yang super aktif, rasa ingin tahunya tinggi, minatnya pada
ilmu pengetahuan juga sangat besar. Kini dia sedang mengikuti pembinaan untuk anak-anak yang berbakat IPA
di sekolahnya.
Satu
hal yang sangat saya syukuri adalah, Hani jarang sakit. Pernah sekali menderita
gejala typus ketika TK dan radang tenggorokan ketika usianya 2 tahun. Saya
menyadari, bahwa ketika ia mulai batuk pilek, pasti sembuhnya akan lama, bisa
lebih dari satu minggu. Karena itulah, saya selalu menjaga asupan gizinya, dan
membatasi camilannya.
Sejak
ia menderita radang tenggorokan itu, ia mulai susah makan, pemilih tepatnya.
Setiap hari saya berputar otak, mengusahakan menu yang akan disukainya, sambil
tetap melindunginya dari asupan makanan/minuman yang tidak sehat. Tidak mudah,
terutama sejak SD, dimana ia melihat teman-temannya bisa jajan dengan
seenaknya.
Ketika
balita, Hani tidak saya kenalkan dengan permen. Dia juga tak pernah jajan di
warung. Es krim sesekali, camilan pun diusahakan berupa biskuit. Camilan dan
susu hanya saya ijinkan untuk dikonsumsi, ketika menu utama sudah disantap.
Beberapa teman menganggap saya terlalu strict
pada aturan, terutama karena melarang ia jajan atau menolak pemberian orang
lain yang berupa permen.
Tapi
buat saya itu penting.
Saya
juga memperhatikan, bahwa Hani bukan anak yang mudah berkonsentrasi.
Konsentrasinya mudah buyar, perhatiannya mudah teralihkan, karena ia begitu
aktif. Beruntung saya mampu menyekolahkannya di sekolah yang mendukung
anak-anak yang aktif seperti ini, dan saya pun rajin berkomunikasi dengan
guru-gurunya.
Setiap
hari saya berusaha menemukan cara untuk menjaga konsentrasinya saat belajar.
Saya memperhatikan caranya belajar dan menyimpan informasi dalam otaknya. Saya
membaca banyak referensi tentang cara belajar anak. Saya menemukan fakta bahwa
Hani adalah anak dengan tipe belajar dominan Visual-Kinestetis. Dalam beberapa
mata pelajaran tertentu, ia cenderung Visual. Dalam pelajaran lainnya, ia
cenderung Kinestetis. Ini saya observasi sendiri, bukan berdasarkan tes psikolog
professional.
Saya
juga belajar bahwa, untuk dapat berkonsentrasi, anak butuh energi yang cukup,
bukan yang berlebihan. Ketika anak punya cukup energi, proses belajar akan
lebih mudah. Ketika kurang energi, ia akan lemas dan malas untuk belajar. Jika
dipaksakan untuk belajar pun, ia akan mudah kehilangan konsentrasi, atau merasa
pusing.
Namun,
energi yang berlebihan juga tidak akan membantu. Anak akan menjadi sangat aktif
bergerak, namun sulit untuk berkonsentrasi. Energi yang berlebihan ini biasanya
diperoleh dari sumber makanan yang kandungan gula sederhananya tinggi, atau
makanan dan minuman yang manis, contohnya permen, sirup, atau susu dengan
kandungan gula tinggi.
Semakin
Hani besar, daya tahan tubuhnya juga makin baik. Saya tidak lagi melarangnya
mengkonsumsi permen atau es, namun jumlahnya tetap dibatasi, dan tetap
mengutamakan asupan menu makan utama. Konsentrasi belajarnya akan baik ketika
perutnya kenyang (tapi tidak terlalu kenyang) dan tidurnya cukup. Karena itulah,
saya tak pernah memaksa untuk belajar, ketika ia sedang lapar, belum makan,
kurang tidur atau terlalu lelah.
Dia
tetap anak super-aktif. Jadi metode belajarnya saya variasikan, kadang dengan mind-mapping, membuat word-list, variasi soal latihan,
perbanyak soal cerita dan analogi. Ketika ia mulai bosan, hilang konsentrasi,
rewel, atau mengeluh, saya ganti metodenya, saya beri ia kesempatan untuk
mengemil (ia sangat suka ngemil) biskuit, jus, buah, susu UHT atau roti. Jika
semua cara itu sudah dilakukan dan ia masih juga rewel dan tak bisa
berkonsentrasi, kemungkinan besar ia lelah dan mengantuk. Maka, saat itu juga,
proses belajar saya hentikan, dan ia saya persiapkan untuk tidur, walaupun
bahan belajarnya belum tuntas.
Hal ini konsisten saya lakukan, hingga kini ia kelas 4 SD. Saat ini pun ia masih tetap anak yang aktif dan tak bisa diam. Namun, konsentrasi belajarnya jauh lebih baik, seiring dengan selera makannya yang juga membaik.
Saya dan sebagian buku milik Komunitas IIDN (http://www.facebook.com/groups/ibuibudoyannulis) |
Catatan : artikel ini diikutsertakan dalam "WRITING COMPETITION ANMUM BUNDA INSPIRATIF" bersama Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis, Januari 2013
great mommy!!! ;)) pengen deh bisa setelaten elo ran..
ReplyDeleteLoe juga bisa kok ki.. yg penting, niat... hihi basii yak..
DeleteHani, bundanya cantik banget... ^_^
ReplyDeletega dandan aja udah cakep ya mbak... (narsis abissss!) coba klo dandan, pasti ancurr.. wkwkwkkk
Deletemama Rani, bukunya banyak juga yaa.. hehe
ReplyDeleteitu belum semua koleksi buku IIDN sbnrnya, msh ada beberapa buku lagi.. tp kalo difotoin semua, ntr ga ada tempat buat muka eike doongg.. *teuteup narsis*
Delete