Tuesday, April 1, 2014

Jangan Katakan Sembilan Kalimat ini!

Tulisan ini adalah terjemahan bebas dari artikel di Huffingtonpost.com. Bebass banget nerjemahinnya, biar enak aja bacanya, tapi masih akurat kok insyaAllah. Tulisan yang dicetak miring adalah tambahan dari saya, bukan bagian dari artikel aslinya.

Penulis artikelnya, Beau Coffron, adalah seorang ayah, blogger, pemilik blog lunchboxdad.com, domisili di California, USA. Tulisan ini dibuat setelah kelahiran putra ketiganya. Jadi kalau isi tulisannya berkesan sinis, egois, lebay, mungkin karena demikianlah yang terjadi di sana, keluarga muda, tanpa ART, mengerjakan semua urusan rumahtangga dan anak-anak sendiri. Buat saya, ini jujur. Saya mengalami dan merasakan beberapa diantara yang disebutkan dalam tulisannya, walau tak bereaksi se'jutek' pak Beau ini. I dig you, mister..

(Silakan baca artikel aslinya di sini

9 Things Never to Say to the Parents of a Newborn

Jangan Katakan Sembilan Kalimat ini pada Orangtua yang baru punya bayi!

Setelah saya punya bayi (lagi) berusia sebulan, jelas banget sejelas-jelasnya kalau banyak orang tidak mengerti apa yang mereka katakan pada saya. Ini ketiga kalinya saya melalui tahap ini, dan komentarnya selalu sama. Kadang-kadang orang yang tidak begitu mengenalmu hanya sekedar mencari topic pembicaraan, dan kadang orang-orang yang tidak punya anak memang tidak tahu apa-apa. Ini bukan salah mereka, mereka cuma belum pernah mengalami hal yang sama.

Jadi anggaplah ini sebagai petunjuk untuk anda tentang hal-hal yang sebaiknya tidak dikatakan kepada orang-orang yang sedang mengalami masa-masa kegalauan dengan bayi barunya. Beberapa poin adalah pertanyaan, ada pula yang berupa pernyataan, tapi seharusnya tak satupun dari kalimat-kalimat di bawah ini yang boleh anda ucapkan kepada orangtua baru.

1. Cukup tidur nggak?

Menurut loe sendiri gimana??

Orangtua dari bayi baru lahir umumnya berjalan mirip ekstra film The Walking Dead. Kalau anda melihat orangtua bayi baru yang tidak terlihat seperti itu, kemungkinan besar mereka kebas (ba’al, ceuk urang sunda mah) akibat dari begadang. Kemungkinan lainnya adalah para kakek-nenek yang hadir di rumah bagaikan malaikat penyelamat dan bertugas begadang semalaman untuk menjaga the little devil (nggak tega nerjemahinnya jadi si setan kecil), alias si bayi. Ini pertanyaan pertama yang biasa mereka tanyakan pada saya. Nggak usah tanya-tanya deh, jawabannya selalu sama, kok.


2. Kasih tahu kalau butuh bantuan saya, ya.

Saya punya bayi baru. Kayaknya saya tidak akan punya waktu atau energi lebih deh, buat mengingat-ingat siapa yang menawarkan bantuan kalau saya butuh apapun. Kapasitas mental saya nyaris kosong, kalau anda penasaran kenapa, lihat aja poin no. 1 di atas. Beberapa pertanyaan yang bagus tuh, misalnya, “Mau dibawain apa buat makan malam Kamis besok?”, atau lebih bagus lagi, “Mau aku jemputin anak-anak dari sekolah, dan mengajak mereka main di taman?”. Pertanyaan-pertanyaan semacam ini bagaikan keajaiban jatuh dari langit. Jangan meminta saya untuk menelpon dan meminta bantuan – cukup bilang saja apa yang bisa kau lakukan dan kapan. Dan bawain hidangan penutup juga. Hidangan penutup apapun (cake coklat, blackforest, tiramisu, brownies, pudding, es krim, dadar gulung, getuk, pancake duren, atau ongol-ongol sekalipun..  *ini mah emang maunya gw*), nggak akan pernah salah, deh.


3. Gimana kabar istrimu (habis melahirkan)?

Dia hebat sekali. Dia baru saja mendorong keluar sebuah semangka melalui lubang seukuran jeruk. Dia tidak pernah merasa sebaik ini. Bahkan, minggu depan malah mau ikut lari marathon, tuh. (satiiirrrr… hihihihi)

Daripada nanya begitu, lebih baik bilang begini aja, “Saya harap dia cepat pulih kembali, apa yang bisa saya lakukan untukmu supaya kamu punya waktu lebih untuk merawatnya?”


4. Adik bayinya kalo malam tidur terus nggak?

Pastinya dong. Di usia 2 minggu, dia sudah menjadi keajaiban dunia medis dan mau tidur sepanjang malam. Dengan begitu banyak kelebihan waktu karena dia banyak tidur, saya bahkan bisa riset tentang tren fashion terbaru. Sekarang lagi mencoba gaya baru nih, “Death Warmed Over” (kalau ditranslate nggak keren ah, masa Kematian yang Dihangatkan Kembali?’). Suka nggak? Ini mode terbaru lho, terutama di kalangan orangtua yang baru punya bayi.


(satirrr lagii… hihihi)

5. Saya baru punya anak anjing (atau anak kucing lah, pokoknya piaraan baru), jadi saya tahu rasanya punya bayi.

Ciyus? Enelan? Maca Cih? (penerjemah mulai alay) Terakhir saya ngecek, kayaknya masih illegal deh, mengunci bayi di kandang anjing kalau mau buang hajat atau kau nggak sanggup lagi mengurusi semua yang berantakan. Apakah kau harus bangun untuk menyusui piaraanmu setiap jam 2, jam 4, dan jam 6 pagi? Saya juga tidak yakin kamu bangun pagi ini karena jeritan si kecil yang diselimuti kotoran sampai ke ketiaknya. Saya bersumpah diaper yang dipakai tidak dirancang untuk kondisi ini, karena kotorannya tahu-tahu bocor aja lewat punggung si bayi. Saya sih bisa terus menerus dengan kondisi ini, tapi kau pasti mengerti dong yaa.

(Sampai sini, saya nggak bisa nahan pengen ngakak.. loe kira bayi bisa disamain sama kucing?? )


6. Biasanya dikatakan oleh orang asing yang bertemu di took, tepat ketika bayi sedang menjerit-jerit dan kau sedang berusaha mengatasinya sambil mengurusi belanjaan sekaligus menjaga otakmu tetap waras : “Itu bayinya mungkin lagi kecapean/lapar/popoknya kotor/dll.”

Eh, dengerin, Saya nggak minta nasihat anda, dan saya mungkin tahu apa yang benar-benar dibutuhkan bayi saya. Sayangnya, saya sedang kesulitan mengurusin semuanya, saya belum mandi dalam 4 hari, dan jujur aja, saya nggak terlalu peduli pendapatmu tentang situasi ini. Kalau kau benar-benar ingin membantu, biarkan saya antri duluan supaya bisa keluar dari toko ini lebih cepat.

(nah, bener banget nih..)


7. Kapan dong bayinya diajak main kesini?

Anda harus mengerti bahwa punya bayi baru lahir di rumah kadang bisa terasa menakutkan seperti sedang menjinakkan bom dalam waktu kurang dari 30 detik. Selain itu, orang-orang bodoh itu selalu saja ingin menyentuh tangan bayi baru lahir, sehingga menyebarkan kuman dan penyakit di mana-mana. Dan bayi yang sedang sakit itu tidak pernah tidur… sama sekali. Jadi, terimakasih tawarannya, tapi bayi kami akan keluar dan main ketika waktunya tepat dan kami siap.

8. Kapan nih mau ditambah lagi?

Karena menambah satu mesin pup lagi adalah godaan yang mengerikan, keputusan untuk itu mendingan kita tunda dulu, deh. Orang seharusnya tidak mengambil keputusan-keputusan penting disaat mereka sedang kelelahan, tertekan, atau saat di tengah perubahan besar dalam hidup. Nah, tebak coba? Punya bayi baru lahir itu melibatkan ketiga hal tersebut. Lagipula, kalau setiap orangtua dari bayi baru lahir membuat keputusan saat itu juga, anak-anak tidak akan pernah punya saudara lagi.

9. Apakah punya bayi itu sebanding dengan semua hal yang kau korbankan?

Bayi ini adalah sebuah keajaiban, dan memilikinya adalah satu dari saat-saat terhebat dalam hidup saya. Ini sudah sebulan dan saya akan melakukan segalanya untuknya. Setiap popok kotor, malam-malam tanpa tidur, dan lagu anak-anak yang bikin kebas otak (saking hapalnya), tidak seberapa dibandingkan kebahagiaan menjadi orangtua. Saya tidak akan pernah menyesali mengorbankan sebagian kebebasan (dan waktu tidur) saya untuk membesarkan anak saya. Saya hanya berdoa agar bisa menjadi orangtua yang pantas untuk semua anak-anak saya sekaligus bersenang-senang di saat yang sama!

(This post originally appeared on LunchboxDad.com.)


Bagaimana? Anda merasakan hal yang sama dengan pak Beau?